
KPU KABUPATEN SUKABUMI SOSIALISASIKAN PENDIDIKAN PEMILIH DI DAERAH PARTISIPASI TERENDAH
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi melaksanakan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih kepada Daerah Partisipasi Rendah dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020.
Kegiatan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, bertempat di aula Desa Cikarae Thoyyibah Kecamatan CIkidang, Rabu (25/08/2021).
Kegiatan dibuka oleh Ketua KPU Kabupaten Sukabumi Ferry Gustaman, didampingi Komisioner KPU Divisi SDM dan Parmas Meri Sariningsih serta Kasubbag Teknis dan Hupmas Yayan Suryana dengan narasumber, Kasi Tramtibum Kecamatan Cikidang Arman Saleh dan Kades Cikarae Thoyyibah Ukat Sukatwa dan diikuti 15 orang peserta terdiri dari Aparat Desa dan Tokoh Masyarakat.
Komisioner KPU Kabupaten Sukabumi Divisi SDM dan Parmas Meri Sariningsih mengatakan sesuai Basis data yang dimiliki KPU Kabupaten Sukabumi, dari 381 Desa di Kabupaten Sukabumi, Desa Cikaraetoyyibah Kecamatan Cikidang tercatat memiliki partisipasi terendah di Pilkada Kabupaten Sukabumi.
“Di Desa Cikaraetoyyibah dari jumlah total pemilih 2688, pengguna hak pilih hanya 1120, jadi tingkat partisipasinya hanya 41,67 persen,” ujarnya.
Menurut Meri, dari 47 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi, sejumlah Desa di Kecamatan Cikidang tercatat memiliki raport dengan nilai partisipasi pemilih rendah.
“Selain Desa Cikarea Thoyyibah sebenarnya di Kecamatan Cikidang juga ada beberapa desa yang masuk kedalam 10 daerah Desa dengan partisipasi terendah,” ucapnya.
Data dari KPU Kabupaten Sukabumi, Desa di wilayah Kecamatan Cikidang dengan tingkat partisipasi rendah meliputi Desa Tamansari dengan capaian 49,47 persen menduduki peringkat 8, Cikiray 49,63 persen diposisi 9 dan Desa Mekarnangka dengan capaian partisipasi 49,94 persen.
Lebih lanjut Meri menyatakan, sosialisasi pendidikan pemilih ini dilaksanakan serentak di 8 Kota Kabupaten di wilayah Jawa Barat penyelenggara Pilkada 9 Desember 2020 lalu.
“Jadi untuk basis data yang dipakai untuk menghitung partisipasi terendah dari hasil pemilihan Bupati Sukabumi 2020 lalu,” ungkapnya.
Disinggung faktor pemicu rendahnya jumlah partisipan masyarakat terhadap Pilkada di suatu wilayah, Meri menyebut setidaknya ada 4 kendala yang menjadi penyebab anjloknya jumlah partisipan.
“Dari hasil kajian dari satu daerah ini (Cikareatoyyibah) mereka sebenarnya telah mendapat C7-KWK (pemberitahuan Pilkada) namun kendalanya pada saat pencoblosan banyak warga bekerja di luar daerah sehingga tidak bisa menyampaikan aspirasinya,” jelasnya.
“Selanjutnya faktor cuaca karena di hari H Pilkada (pencoblosan) dari pagi sampai sore hujan, selanjutnya faktor ketiga adalah pengetahuan atau keilmuan tentang Kepemilihan dan faktor terakhir keempat adalah pandemi covid-19 yang mengakibatkan jumlah partisipasi menurun,” terangnya.
Dengan sosialisasi ini, Meri berharap terjadi peningkatan partisipasi masyarakat di Pemilu 2024 mendatang.
“Mudah mudahan di Pemilu 2024 dan Pemilihan di November 2024 jumlah partisipasi meningkat, bahkan melebihi target sebelumnya di Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 (Sukabumi) yakni 77,5 persen,” harapnya.
“Selain partisipasi meningkat, pengetahuan tentang kepemiluan meningkat, dan terakhir yang paling terpenting adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya Pemilu.” pungkasnya.