
DIORAMA (Diskusi Online Ramadhan) - "Menciptakan Pemilu dan Pemilihan 2024 yang Damai dan Bebas dari Konflik SARA"
KPU Kabupaten Sukabumi kembali mengadakan kegiatan diskusi online ramadhan (DIORAMA) yang kedua yaitu Kamis (26/04/22) Mengusung tema "Menciptakan Pemilu da Pemilihan 2024 yang Damai dan Bebas dari Konflik SARA".
Diskusi online ramadhan yang dipandu oleh Kasubbag Hukum dan SDM KPU Kabupaten Sukabumi Rozalinda Erita, S.H,. M.H. Serta pemantik diskusi oleh Meri Sariningsih, S.P.d.I,. MM. Selaku Anggota KPU Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat.
Kegiatan DIORAMA kedua ini menghadirkan dua narasumber sekaligus yang pastinya sangat luar biasa yaitu H. Hendra Priatna S.Pd,. SKM,. MM selaku Sekretaris Badan Kesbangpol Kabupaten Sukabumi dan Daden Sukendar S.Pd.I,. S.H,. M.Ag Selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Sukabumi.
Kegiatan DIORAMA kali ini dilaksanakan secara daring dan diikuti kurang lebih 55 orang partisipan.
Materi pertama disampaikan oleh Bapak H. Hendra Priatna dimana beliau menyampaikan "Peran terpenting Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik meliputi tujuh poin penting yaitu menjaga dan memelihara, Dinamisator, Katalisator, Negosiator, Proactive Strategy, Koordinatif & Sinergitas serta Cegah Intoleransi" Tuturnya.
Masih yang diungkapkan Bapak H. Hendra Priatna "Bahwa dasar dari adanya peta potensi konflik itu adalah diantaranya mencakup lima hal. Pertama, Penyusunan Daftar Pemilih. Kedua, Pencalonan. Ketiga, Kampanye. Keempat, Pemungutan dan Penghitungan Suara dan yang terakhir itu Rekapitulasi dab Penetapan Calon Terpilih" Ujar H. Hendra Priatna, Sekretaris Badan Kesbangpol Kabupaten Sukabumi.
Selanjutnya disambung pemateri kedua yaitu Daden Sukendar S.Pd.I,. S.H,. M.Ag Selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Sukabumi yang secara umumnya memaparkan Bahaya Polarisasi Oleh Politik Identitas dengan mengaitkannya dalam perpsektif agama. "Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin, sehingga kebangkitan Politik Islam harus dapat dimaknai sebagai memberikan manfaat untuk semua. Menolak upaya memanfaatkan agama untuk memecah belah persatuan, karena agama mengajarkan untuk hidup rukun dan damai."
"Ada tips untuk menghindari ujaran kebencian yaitu kita harus bergabung dan membaur dengan berbagai elemen masyarakat, hindari perasaan paling benar sendiri. Kedua, mengedepankan sikap dewasa, toleransi dan sikap saling menghormati serta tahan dari dan nafsu untuk tidak mudah menyebarkan berita viral yang menyudutkan atau diduga menjelek-jelekan individu ataupun kelompok" Ungkapnya.